Sudut Kamar

Sudut Kamar
2 min readMay 17, 2024

--

Sumber: Pinterest

Setiap kali saya menulis di Medium, saya selalu membayangkan bahwa tulisan-tulisan ini tak bakal ada yang membaca, dan kenyataanya memang tak jauh-jauh dari hal tersebut. Tapi karena saya selalu beranggapan seperti itu, menulis di Medium membuat saya mengetik dengan tanpa beban, dan dengan begitu, anehnya, kata-kata di otak saya menjadi meluncur begitu saja. Itu hal baik.

Anggaplah catatan-catatan di Medium sebagai diary yang dibuat remaja tahun 90-an. Bedanya, diary yang satu ini tak digembok atau tak dapat disembunyikan di laci meja kamar. Orang-orang boleh mengintip tanpa bisa ketahuan, asal mengetahui alamatnya. Kadang kala saja, kalau kebetulan ada tulisan yang kiranya penting dibaca oleh orang-orang, saya akan membagikannya lewat media sosial. Tapi kebanyakan tulisan saya di Medium memang tidak penting untuk dibaca orang lain, sih.

Di luar urusan itu, menurut saya, banyak-banyak menulis adalah suatu ikhtiar merekam peristiwa dan ingatan. Konon katanya, manusia selalu lebih mudah mengingat hal-hal yang terbaik dan terburuk dalam hidupnya. Hal-hal yang pas-pasan lebih banyak lenyap dari ingatan begitu pikiran manusia teralihkan oleh hal lain. Untuk itu, sepertinya tak salah jika saya menulis hal-hal yang sering dianggap biasa saja oleh kebanyakan orang. Biarlah hal-hal yang biasa saja itu menjadi bermakna lewat tulisan (asik).

Menulis di Medium saya pikir lebih menyenangkan ketimbang menulis untuk dikirim ke media kebanyakan. Di sini, saya bisa menjadi pemimpin redaksi seumur hidup. Tulisan yang terbit adalah tulisan dengan standar yang saya tentukan sendiri. Saya memegang kuasa mutlak dalam urusan penerbitan. Juga gaya bahasa, pemilihan topik tulisan, dan tetek bengek lainnya adalah suka-suka saya. Bukan main.

Satu lagi yang tak kalah penting. Menulis di Medium juga bisa saya pakai untuk mendokumentasikan kemampuan saya dalam menulis. Pada waktu-waktu kemudian, saya bisa dengan sengaja mengunjungi tulisan yang lalu-lalu. Kalau saya merasa tulisan yang kemarin lebih buruk, berarti kemampuan saya dalam menulis sudah lebih baik. Tapi kalau yang terjadi adalah sebaliknya, boleh jadi saya memang tambah tolol.

Demikian, mulai malam ini, Medium ini saya alih nama menjadi Sudut Kamar. Seperti namanya, sudut kamar selalu lebih pas untuk dijadikan tempat meletakkan barang-barang. Barang apa pun. Boleh jadi barang-barang yang kiranya dapat digunakan untuk menampung atau menggeletakkan barang lainnya: bisa lemari untuk pakaian, atau sebuah rak tempat buku-buku, obat nyamuk, lampu senter, sampai barang-barang pemberian mantan. Paling tidak itu yang ada pada sudut kamar saya, kecuali yang terakhir.

Nah, Sudut Kamar di Medium juga saya fungsikan untuk menggeletakkan apa-apa yang saya punya (baca: catatan). Terlebih lagi, di Sudut Kamar ini, saya juga berniat untuk menghimpun beberapa catatan yang tercecer. Dengan begitu, saya harap catatan-catatan itu tak akan lenyap dimakan rayap atau serangga lain yang katanya menjadi tambah ganas dan rakus karena pemanasan global.

--

--

Sudut Kamar
Sudut Kamar

Written by Sudut Kamar

Tempat menulis untuk diri sendiri. Kebanyakan adalah memoar pribadi. Dapat disapa di akun Instagram @majurehat.

No responses yet